cover
image post

Sukses Melawan Brand Besar dengan Analisis Kompetitor

Kamis, 31 Agustus 2023 10:39 WIB

Banyak pengusaha baru berjuang keras untuk bertahan melawan perusahaan lama yang telah mapan dengan reputasi dan kualitas yang telah mereka bangun. Karena itu, banyak merek baru yang tenggelam dan kalah dalam persaingan sengit. Dukungan dana yang besar dan tingkat kesadaran yang telah tercapai membuat merek baru seperti berhadapan dengan situasi David melawan Goliat, dengan peluang keberhasilan yang tampaknya sangat kecil.

Namun, apakah itu benar-benar mustahil? Tentu saja tidak. Inspirasi bisa diambil dari kisah perjuangan seorang pengusaha yang telah membuktikan kesuksesannya dalam memulai usaha di tengah ancaman dan persaingan ketat dari pemain lama.

Anda pernah mendengar tentang Manoj Bhargava, pebisnis handal yang merupakan founder and CEO of Innovations Ventures LLC? Atau mungkin Anda familiar dengan produknya, 5 Hour Energy, yang merupakan jenis minuman energi sejenis dengan produk-produk seperti Red Bull atau Monster yang dikenal luas di Amerika Serikat?

Hal yang menarik perhatian dalam perkenalan produknya adalah strategi yang ia terapkan untuk bersaing dengan pemain lama yang sudah ada sebelumnya. Ketika merek lain mungkin berusaha untuk bersaing secara langsung, Manoj Bhargava dan 5 Hour Energy berhasil menunjukkan hasil yang berbeda melalui pendekatan yang kreatif dan menarik.

Analisis Kompetitor: Menemukan Celah untuk Kesuksesan

Perjalanan 5-Hour Energy dimulai pada musim semi tahun 2003, ketika Bhargava menemukan dirinya berada di pameran produk alami di Anaheim, California. Di salah satu stan, para penjual mempromosikan minuman berukuran 16 ons yang dijanjikan dapat meningkatkan produktivitas selama berjam-jam. Bhargava mencicipinya. "Selama enam atau tujuh jam berikutnya, saya merasa dalam kondisi yang baik," ujarnya. "Saya terkesan, ini luar biasa. Saya bisa menjual ini."

Namun, segera saja, Bhargava menyadari bahwa botol berukuran 16 ons tidak akan menjadi pilihan yang populer. Ia tidak ingin bersaing dengan Red Bull yang saat itu baru hadir di pasar. Ia juga tidak ingin produknya bersaing dengan Coke atau Pepsi di dalam lemari pendingin. "Saya berpikir, jika saya lelah, apakah saya juga merasa haus? Apakah ini seperti memiliki sakit kepala dan perut? Itu tidak masuk akal," katanya.

Setelah memeriksa label bahan-bahannya, Bhargava membuat catatan. Hanya dalam enam bulan, versi produk yang lebih sederhana sudah tersedia di rak-rak toko. Botol berukuran dua ons berisi campuran vitamin B yang mengandung kafein seperti niacin, dan juga asam-asam seperti taurine. Langkah ini diambil setelah Bhargava menyadari adanya pemborosan dan sisa minuman energi yang tidak terkonsumsi oleh para konsumen. Tujuan utamanya adalah memberikan solusi dengan ukuran yang lebih praktis namun masih memberikan efek yang sama minuman energi lainnya dan dapat dinikmati secara cepat dan tanpa sisa. Selain itu, ia juga memilih untuk menempatkan produknya di dekat kasir, untuk meningkatkan visibilitas produk bagi konsumen.

(Credit:Mskabich)

Selanjutnya Tim Bhargava masih harus meyakinkan toko-toko dan pembeli bahwa produk mereka aman. Tugas awal untuk mendistribusikan 5-Hour Energy ke toko-toko diberikan kepada Rise Meguiar, wakil presiden penjualan di Living Essentials. Rantai toko kesehatan GNC menjadi yang pertama menaruh minuman 5-Hour Energy di rak-rak toko mereka pada tahun 2004. Secara perlahan namun pasti, toko-toko lain seperti Walgreens, Rite Aid, dan rantai regional seperti Sheetz ikut menyusul.

Cara yang digunakan oleh Bhargava merupakan langkah unik yang mungkin tidak disadari oleh brand lainnya pada saat itu. Mencoba menganalisa apa yang berbeda dan kurang dari brand besar lalu meracik sebuah strategi baru untuk masuk ke dalam persaingan dan mendapatkan keuntungan untuk perusahaannya.

Tentu dalam menganalisa dibutuhkan tools atau alat yang bisa mamantau kompetitor, seperti perusahaan yang menggunakan jasa aplikasi T-Rec. Dimana melalui aplikasi tersebut, perusahaan memiliki fitur yang bisa memantau pergerakan kompetitor dari berbagai aspek untuk tim lapangannya agar bisa mendapatkan data penting dan bermanfaat seperti penempatan produk, promosi, persaingan harga, stok, dan lainnya dari kompetitor secara efisien dan valid. Sehingga bisa membantu perusahaan untuk meramu strategi tepat untuk bisa bersaing.

Share this article:
Schedule a Demo